Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Mengenal Interupsi Pada Mikrokontroler (Atau Juga Pada System Control Lainnya)

www.niguru.com
Niguru.com | Selasa, 14 Mei 2019 | Program yang ditanamkan pada rangkaian system control sesungguhnya dapat dibagi menjadi 3 bagian besar, bila dilihat dari cara pengambilan inputnya.

1. Input terjadwal
2. Input terpantau
3. Input tidak terjadwal dan tidak terpantau

Input yang terjadwal berarti akan datang dan tersedia secara reguler dan periodik, misalnya saja setiap jam, atau setiap menit atau setiap detik, atau bisa juga dalam satuan waktu yang lebih kecil seperti setiap beberapa mikro detik, atau juga bisa juga hanya sekali dalam sehari.



Aplikasi yang menangani input yang datang /masuk secara terjadwal juga akan melakukan pengambilan input secara terjadwal, dengan mengikuti jadwal datang /masuknya input kedalam system control.

Input yang terpantau ini adalah jenis input yang masuknya tidak terjadwal tapi aplikasi menangani dengan melakukan pekerjaan yang serupa dengan scanning terus menerus pada input tersebut. Contoh dari aplikasi dengan jenis input terpantau ini adalah seperti aplikasi latihan yang pernah diposting beberapa hari yang lalu, dimana input dari keypad dipantau terus menerus dan hasilnya ditampilkan ke display 7 segment (baca: Input Keypad Yang Hasilnya Ditampilkan Pada Seven Segment).

Salah satu jenis input lagi yang juga sering dipakai dalam system control adalah input yang tidak terjadwal dan tidak terpantau. Jenis input ini disebut juga dengan jenis input INTERUPSI (= interrupt).
Tanpa disadari oleh para user dalam keseharian menggunakan komputer juga berhadapan dengan peralatan yang menggunakan jenis input interupsi ini, misalnya KEYBOARD, MOUSE dan beberapa peralatan yang dikoneksikan pada port I/O dari komputer, seperti printer dan scanner misalnya.

Interupsi mendapatkan lokasi pin input tersendiri pada setiap system control termasuk pada sistem minimum mikrokontroler. Pada mikrokontroler 89C2051 dan 89CC51 misalnya, tersedia pin INT0 dan INT1, yang keduanya merupakan input bagi interupsi.

Tidak diperlukan pemantauan terjadwal atau terus menerus untuk input yang diberikan pada pin interupsi. Saat interupsi datang maka, mikrokontroler akan menjalankan sebuah sub program interupsi dulu sampai selesai, baru melanjutkan pekerjaan yang tadi ditinggalkan.

Meskipun pin interupsi tersedia, apabila tidak diperlukan boleh saja pin interupsi tidak dipergunakan. Itulah sebabnya pin interupsi pada mikrokontoler juga dapat digunakan sebagai common I/O (I/O biasa), pada 89C2051 dan 89C51, pin INT0 juga dapat difungsikan sebagai P3.2, dan pin INT1 dapat difungsikan sebagai P3.3.

Pada mikrokontroler keluarga MCS-51, terdapat lagi 2 pin interupsi yang dikhususkan untuk mengaktifkan fungsi TIMER yaitu pin interupsi T0 dan T1.
Berbeda dengan interupsi pada pin INT0 atau INT1 yang akan langsung mengaktifkan sub program untuk interupsi, pada interupsi T0 dan T1, sub program interupsi baru akan dijalankan setelah waktu tertentu (bisa diprogram berapa lama waktunya) sudah tercapai, misalnya saja setelah 5 detik sub program interupsi dijalankan.

Demikianlah penjelasan mengenai fungsi dari interupsi pada mikrokontroler yang juga berlaku sama pada system control lainnya.
Semoga penjelasan pada posting kali ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi para pembaca sekalian.

Selamat beraktivitas .. Have a nice day :-)

www.Niguru.com (Nino Guevara Ruwano)

Posting Komentar untuk "Mengenal Interupsi Pada Mikrokontroler (Atau Juga Pada System Control Lainnya)"